Nama :
Dian Mirza
Nim : 1123313007
Prodi :
PG – PAUD
Pembahasan
: Menolak Untuk Pergi Ke Sekolah
BAB
I
PENDAHULUAN
Biasanya
awal masa sekolah, seperti saat pertama masuk sekolah atau setelah liburan
sekolah adalah masa-masa sulit bagi anak untuk datang ke sekolah. Ada
saja keluhan yang diutarakan oleh anak. Dari mulai mengeluh sakit perut, mengantuk,
bahkan bisa jadi anak menolak sambil menangis dan tidak mau beranjak dari sisi
orang tua. Penyesuaian terhadap
lingkungan dan suasana yang baru bisa menjadi sumber stress bagi anak. Sekolah
adalah salah satu contohnya, dan ini bisa menjadi masalah besar bagi orang tua,
terutama bagi ibu bekerja yang notabene memiliki waktu terbatas untuk
mengantar ataupun menemani anak di masa penyesuaian ini. Dibutuhkan waktu,
pengertian dan kesabaran dari berbagai pihak untuk bisa mengatasi persoalan
ini. Permasalahan anak usia dini saat menolak pergi ke sekolah memang selalu
terjadi di PAUD, ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi hal tersebut. Maka
dari itu kami dari kelompok sepuluh ingin membahas tentang “Menolak Pergi ke Sekolah”,
di pembahasan kami ini membahas tentang mengenal gejala dan apa saja
factor-faktor yang memepengaruhi anak untuk menolak pergi kesekolah. Semoga
pembahasan kami ini bermanfaat untuk kita semua amien…
BAB
II
PEMBAHASAN
MENOLAK
UNTUK PERGI KESEKOLAH
A.Pengertian
Anak
menolak pergi kesekolah maksudnya perilaku anak menunjukkan tidak mau pergi
kesekolah. Perilaku ini sesungguhnya merupakan suatu bentuk dari kecemasan anak
terpisah dengan orang tua. Anak menolak pergi kesekolah karena ia takut berpisah
dari figur orang tua yang selama ini selalu membantunya.
Di sekolah anak menemukan gaya dan
perilaku orang yang berbeda dari orang tuanya dan belum dikenalnya, oleh karena
itu sebagian anak mendapatkan situasi
dan orang-orang baru merupakan hal tidak
mudah. Hal ini menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Karena itu, hal yang
normal bila sesekali anak berusia 4-5 tahun tak mau pergi kesekolah.mereka
memiliki perasaan mendua, di satu pihak merasa senang karena banyak teman,
tetapi dilain pihak tak mau jauh dari orang tua. Karena itu mungkin bukan “saya
tak mau sekolah”, tetapi “saya mau sama ibu”.
Bayangkan anak masuk ke sebuah
ruangan yang penuh dengan orang asing, dan tempat yang belum pernah dikunjungi
sebelumnya atau sudah tetapi sebentar. Tentu saja akan berbeda dengan situasi
dimana anak sudah mengenal orang-orang didalamnya dan tempat yang selama ini
sudah dikenalnya seperti dirumah.
Kecemasan berpisah merupakan hal
yang normal terjadi pada masa kanak-kanak. Tidak hanya sesuai dengan perkembangan,
tetapi hal itu juga menunjukkan bahwa anak AUD mempunyai ikatan kuat dengan
orang tua mereka.
Sekolah juga harus berhati-hati,
jangan terjadi kesan yang diterima anak di sekolah “sekolah adalah tempat yang
membuatmu tidak bahagia dan kau tidak bias mengatasi kesedihanmu”.
Adakalanya, ketika anak masuk
kesekolah sangat bergairah sesudah satu bulan sekolah anak mulai mogok tidak
mau pergi kesekolah lagi. Pada keadaan seperti ini guru seharusnya lebih
mengenali sebab-sebab anak tidak mau pergi kesekolah lagi. Guru dapat bertanya
pada teman-temannya, orang tuanya,atau keluarga terdekat.
B.
MENGENALI GEJALA ANAK MENOLAK UNTUK PERGI SEKOLAH
Gejala anak menolak
untuk pergi sekolah antara lain :
1.
Wajah berkerut
2.
Merengek atau menangis ketika
berangkat sekolah
3.
Tetap memegang baju pengantarnya
4.
Tidak ingin ditinggal oleh pengantar
5.
Tidak ingin masuk kelas
6.
Menangis atau menjerit dikelas
7.
Melamun atau tidak melakukan
kegiatan di kelas
Gejala
ini dapat muncul setiap saat tiba untuk pergi kesekolah, ada saja yang muncul
sesekali saja. Apakah munculnya setiap saat atau sesekali keduanya memerlukan
perhatian dari seorang guru PAUD. Jika gejala-gejala sudah ada,guru segera
mempelajari perilaku anak, dan lebih
mendekatkan dirinya kepada anak. Apalagi jika gejala itu muncul setelah
beberapa bulan anak belajar, seharusnya guru PAUD mulai bertanya dalam dirinya
apakah yang terjadi pada anak saya..? pertanyaan ini mengiring upaya yang perlu
dilakukan oleh guru.
Guru
PAUD harus sadar, bahwa hubungan guru dan anak juga turut menentukan apakah
anak senag atau sebaliknya tidak senang untuk dating kesekolah. Semua komponen
yang ada disekolah dapat mendukung anak untuk tetap pergi kesekolah sebaliknya
keadaan lingkungan sekolah yang kuranh nyaman tidak emnarik membuat anak mogok sekolah.
Hubungan
anak dengan anak juga menjadi bagian penting bagi anak untuk menentukan apakah
dia datang kesekolah atau tidak keesokan harinya. Jika anak merasa tidak aman
karena teman banyak yang mengejek, ada yang emukul atau mengancam, guru kurang
ememberi perhatian terhadap kondisi hubungan antara anak. Akibatnya hari
demi hari kemauannnya untuk pergi
kesekolah anak menurun, dan akhirnya mogok sekolah.
Anak
mogok sekolah tentu ada sesuat hambatan yang tidak dapat dijelaskan dan takut
menjelasknannya kepada guru atau orang tua, sebab masalah anak pada umumnya
tidak tunggal, ada beberapa penyebab sebab yang satu dengan yang lain saling
berhubungan sehingga perilakunya berubah. Misalnya anak berbicaranyya kurang
jelas, sering mendapatkan ejekan dari teman-teman, untuk anak tertentu ejekan
itu tidak menggangu aktifitasnya,tetapi bagi anak ini ejekan membuat ia marah
menjerit dan memukuli temannya. Jika cara ini sering dilakukan anak tersebut
teman-teman tidak akan mau berteman kemungkinan ada yang mengatakan “
hey….jangan temani, dia cengenggg………. nanti dia nangis……” anak yang seperti ini
sudah tidak lagi satu sebab tetapi dua penyebab yang saling berhubungan.
Pada
umumnya guru baru mengetahui bahwa ada masalah diantara anak-anak setelah
terjadi anak tidak mau pergi sekolah. Sebaiknya tidak demikian, guru tanggap
dengan masalah yang dihadapi anak disekolah sehari-hari. Dengan demikian mogok
sekolah pada anak PAUD tidak terjadi.
Bagaimana cara guru
mengenali masalah anak sehari-hari disekolah..??
1.
Setiap saat memperhatikan aktivitas,
perilaku, dan sikap anak baik di kelas maupun diluar kelas dari setiap anak.
a.
Bagaimana pertemanan diantara
anak-anak ..??
b.
Apakah ada anak yang bermain dengan
wajah yang marah dan menggunakan bahasa kotor..??
c.
Apakah ada anak menyendiri ..??
d.
Apakah diantara anak-anak ada
perselisihan..?
e.
Apakah ada anak yang perkembangan
motoriknya kaku..??
f.
Apakah ada yang senang manyakiti
temannya..??
g.
Apakah anak yang manis menjadi si
pemarah..??
h.
Bagaimana interaksi anak dengan anak
lain..??
i.
Bagaimana anak mengikuti perintah
yang diberikan guru..??
j.
Apakah diantara anak-anak ada yang
senang mengganggu anak lain..??
2.
Luangkan waktu untuk berbicara
dengan anak-anak. Apakah secara individual atau kelompok, cermatiapa yang
disampaikan anak-anak dan beri respon segera. Kemungkinan ada anak yang tidak
mau berbicara, perhatikan apa yang terjadi di sekitar anak tersebut. Jika ada
gejala-gejala anak merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan anak, guru segera
bertanya kepada teman-teman dekatnya. Jangan dibiarkan masalah anak-anak sampai
berlarut-larut
3.
Jika orang tua hadir, luangkan waktu
untuk menanyakan perkembangan anak dirumah dan disekolah menurutorang tua.
Kemungkinan saja anak menyampaikan rasa frustasinya merabut permainan, dalam
pertemanan dan sebagainya pada orang tua. Informasi yang diperoleh dari orang
tua ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengelola kegiatan yang lebih
tepat untuk semua anak dan mencegah terjadinya anak mogok sekolah.
C.
CONTOH-CONTOH KASUS
Berikut ini contoh
anak yang selalu menolak untuk pergi sekolah yaitu :
Irfan anak dari
satu keluaraga yang lahir pertama dari tiga bersaudara akhir-akhir ini selalu
merengek-rengek untuk pergi sekolah. Bangun pagi bermalas-malasan, dan
mengatakan pada ibunya “tidak pergi kesekolah”. Ibu perlahan-lahan membujuk
anak untuk tetap pergi kesekolah dengan janji akan membawakan makanan
kesenangannya yaitu coklat. Irfan pun berangkat sekolah. Apa yang terjadi..??
begitu sampai dihalaman sekolah Irfan menrengek dan mngetakan untuk tidak
sekolah, dan akhirnya menanggis.
D.
SEBAB-SEBAB ANAK MENOLAK PERGI SEKOLAH
Reaksi anak untuk tidak mau
berangkat kesekolah umumnya disebabkan oleh banyak factor yang berkombinasi.
Beberapa factor tersebut .
Anak yang merasa tidak aman kadang
kala tidak segera diketahui oleh orang tua misalnya anak dipukul, diganggu atau
diancam oleh teman sekelas. Anak hanya mengetakan pada ibunya “aku tidak mau
sekolah”. Seorang ibu yang bijaksana dengan sikap sabar mengejak anaknya untuk
menceritakan apa yang terjadi di
sekolah, buat ibu yang lain menampilkan ketidak setujuannya, dan kemudian
memaksakannya untuk segera berangkat, jika ini dilakukan terjadilah keributan
antara orang tua dan anak.
Anak tidak mau poergi kesekolah
karena barusaja menikmati libur sekolah atau baru sembuh dari sakit. Ritual
yang dirasakan anak selamalibu menyenangkan dan sulit untuk berpisah dengan
suasana tersebut. Begitu juga anak yang baru sembuh dari sakitnya, kebahagiaan
dan melekatkan hubungan selama anak sakit belum dapat ditinggalkan, sekolah
berarrti meninggalkan suasana tersebut. Bagi anak yang sulit menerima perubahan
tentu saja memerlukan cara, metode, waktu yang tidak sama dengan anak yang
cepat menyesuaikan diri dengan perubahan.
Anak PAUD mogok sekolah karena pengantar
anak kesekolah berganti-ganti. Anak pergi sekolah dengan rasa aman, jika salah
satu orang tua atau pengasuh yang sudah lama dikenal mengentarnya kesekolah.
Orang yang menemani anak kesekolah
sebaiknya menjadi sandaran anak selama dia disekolah. Saat anak merasa tertekan
disekolah ada yang memberinya dorongan dan manpu menghiburnya sehingga selama
disekolah anak merasa tenang dan menyenangkan.
Bagi orang tua, hindarkan pengentar
anak untuk pergi kesekolah yang berganti-ganti, misalnya hari senin si A,hari
selasa si C, hari rabu si Z. keadaan yang demikian membuat ketidak amanan
ketika anak di tinggal di sekolah. Anak takut si pengantar tidak menjemputnya
kembali kesekolah. Masa-masa transisi ini membuat anak tidak aman, namun tidak
semua anak dapat menyampaikan a[pa yang dirasakannya dalam bentuk bahasa.
E.
CARA PENANGANAN SEMANTARA GURU TK SELAMA PEMBELAJARAN
Pencegahan lebih baik dari pada
penanganan anak yang mogok sekolah. Jika anak mengatakan “saya tak mau sekolah”. Hal ini pertanda ada
masalah yang dirasakan anak yang tidak mungkin dapat menyatakan dengan bahasa
yang sempurna. Oleh karena itu guru PAUD harus menjadi detektif untuk
menyelidikinya.
Tahap pertama yang perlu dilakukan
oleh guru PAUD menanyakan prihal anak tersebut pada teman dekatnya. Beberapa
pertanyaan yang diajukan antara lain :
1.
Apakah ada yang mengggangu anak
dikelas atau dilapangan bermain..??
2.
Apakah teman-teman ada mngucilkan
anak..??
3.
Apakah ada ejekan dari teman..??
4.
Apakah ada rebutan mainan..??
5.
Apakah takut dengan ibu guru..??
6.
Apakah ada orang lain yang
menakutkan di sekolah..??
Pada
hakekatnya yang perlu diketahui bagaimana keadaan anak pada saaat minggu
terakhir disekolah. barang kali temannya dapat menjelaskan apa yang terjadi
pada anak. Selanjutnya menanyakan kepada orang tuanya melalui surat atau
telefon.
Jika
guru PAUD menghubungi orang tua, dan anak akan diperoleh informasi yang lebih
tepat tentang hal yang membuat anak mogok di sekolah. Kerja sama yang baik
antara guru dan orang tua sangat diperkukan untuk mendorong anak masuk kembali
kesekolah. Jika perlu guru dapat berkunjung kerumah untuk mengajak anak kembali
kesekolah, katakana pada anak bahwa “kawan-kawan sekolah telah rindu”, sebutkan
nama-nama teman dekatnya seperti “Ani,
Siti, Fitri mereka semua menunggu kehadiranmu dalam bermain petak umpet besok
hari”, jika bermain petak umpet merupakan kesenangannya.
Cara
penangan kasus anak mogok sekolah yang dapat dilakukan guru PAUD.
1.
Menyususn program bersama untuk
belajar diluar ruangan,
2.
Gabungkan anak dengan anak lain yang
disenanginya
3.
Yakinkan pada anak bahwa ibunya ada
dikantor menunggunya
4.
Yakinkan pada anak bahwa ibunya
segera kembali menjemputnya setelah belajar selesai
5.
Ajar anak memperhitungkan
kepentingan orang lain.
Menghadapi
anak-anak yang sedang “mogok sekolah” dengan cara marah-marah tidak di harapkan
1. Menyusun program bersama untuk
belajar diluar ruangan
Balajar
diluar kelas lebih menyenagkan bagia anak yang mengalami kecemasan berpisah
dengan orang tuanya sebab setiap saata anak melihat ibunya ada disekolah. Cara
ini dilakukan pada tahap awal untuk menumbuhkan rasa aman pada anak berada di
lingkungan yang menurut anak asing.
Selama kegiatan anak mendpat kesempatan
untuk bergabung ddngan anak yang lain, dan ini merupakan tujuan yang ingin
dicapai guru melaluyi kegiatan kelompok.
2. Gabungkan anak dengan anak lain
yang disenanginya
Jika cara yang
pertama sudah dilakukan lanjutkan dengancara yang kedua gabungkan anak dengan
anak lain yang disenanginya. Tetapi tidakberarti cara kedua dapat dilakukan
setelah cara yang pertama. Kemungkinan saja keadaan sekolah tidak mengizinkan
untuk melakukan cara yang pertama, guru dapat langsung menggabungkan anak
dengan anak yang lain yang disenanginya.
Kehadiran
anak dihari pertama harus disambut oleh guru dengan hati gembira dengan hati
yang tulus katakana pada anak “ibuu sudah merindukan kehadiran Ani disekolah..”
selanjutkan pada anak “Begitu juga teman-teman di kelas semua merindukan Ani”.
Guru
dapat melanjutkan untuk mengobrol bersama anak-anak. Saat ini guru sebaiknya
menyampaikan kegiatan-kegiatan yang menyenagkan yang akan dilakukan pada
hari-hari mendatang. Katakana pada anak “semuanya teman-teman menyenanginya
jika Ani ada di dalam kegiatan tersebut”.
Dikelas
guru member kesempatan anak memilih dimana ia kaan duduk dan aktifitas yang
akan dilakukan. Gabungkan anak yang disenanginya tetapbersamanaya untuk
sementara waktu anak tersebut anak dapat bergabung dengan anak lain.
3. Yakin pada anak bahwa ibunya
ada diruangan tunggu
Guru
TK menyakinkan pada anak bahwa ibu atau kakaknya ada diruang tunggu, tentu saja
ibunya memang ada dikantor menunggunya. Cara ini dilakukan terutama bagi anak
yang baru masuk kesekolah kembali atau anak yang membutuhkan ibunya.
4. Yakinkan pada anak bahwa ibunya
segera kembali menjemputnya setelah belajar selesai
Setelah
belajar selesai ibu kan menjemput dan caranya melalui nyanyian yang ia
senangi..
5. Ajarkan anak untuk
memperhitungkan kepentingan orang lain
Hal
ini penting dilakukan kepada anak untuk melatih kesabaran anak ketika orang
tuanya terlambat menjemputnya kesekolah. Guru PAUD harus bisa mamberikan
pengertian kepada anak jika orang tuanya terlambat menjembut dengan mengatakan
“ibu sedang di perjalanan.. sabar yaa nak orang sabar itu di sayang allah” dengan
wajah guru yang senang dan hati yang ikhlas..
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
:
jika
di lembaga PAUD anda menjumpai anak yang menolak pergi kesekolah maka saya mempunyai
cara untuk menanganinya sesuai dengan pengalaman saya dalam menghadapi anak
yang menolak pergi kesekolah yaitu :







Demikianlah
penjabaran makalah kami tentang “Menolak Pergi ke Sekolah”. Memang makalah kami
ini jauh sekali dari kesempurnaan, tapi perlu kita ketahui bahwa kesempurnaan
itu hanyalah milik yang maha kuasa semata. Maka dari itu saya atas nama Dian
Mirza,mengucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:
Posting Komentar