Rabu, 28 Mei 2014

Salah Satu Contoh Permasalahan Anak Yang Memerlukan Perhatian Khusus




Nama         : Dian Mirza
Nim           : 1123313007
Prodi          : PG – PAUD
Pembahasan  : Menolak Untuk Pergi Ke Sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

Biasanya awal masa sekolah, seperti saat pertama masuk sekolah atau setelah liburan sekolah adalah masa-masa sulit bagi anak untuk datang ke sekolah. Ada saja keluhan yang diutarakan oleh anak. Dari mulai mengeluh sakit perut, mengantuk, bahkan bisa jadi anak menolak sambil menangis dan tidak mau beranjak dari sisi orang tua. Penyesuaian terhadap lingkungan dan suasana yang baru bisa menjadi sumber stress bagi anak. Sekolah adalah salah satu contohnya, dan ini bisa menjadi masalah besar bagi orang tua, terutama bagi ibu bekerja yang notabene memiliki waktu terbatas untuk mengantar ataupun menemani anak di masa penyesuaian ini. Dibutuhkan waktu, pengertian dan kesabaran dari berbagai pihak untuk bisa mengatasi persoalan ini. Permasalahan anak usia dini saat menolak pergi ke sekolah memang selalu terjadi di PAUD, ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi hal tersebut. Maka dari itu kami dari kelompok sepuluh ingin membahas tentang “Menolak Pergi ke Sekolah”, di pembahasan kami ini membahas tentang mengenal gejala dan apa saja factor-faktor yang memepengaruhi anak untuk menolak pergi kesekolah. Semoga pembahasan kami ini bermanfaat untuk kita semua amien…



BAB II
PEMBAHASAN

MENOLAK UNTUK PERGI KESEKOLAH

A.Pengertian
Anak menolak pergi kesekolah maksudnya perilaku anak menunjukkan tidak mau pergi kesekolah. Perilaku ini sesungguhnya merupakan suatu bentuk dari kecemasan anak terpisah dengan orang tua. Anak menolak pergi kesekolah karena ia takut berpisah dari figur orang tua yang selama ini selalu membantunya.
            Di sekolah anak menemukan gaya dan perilaku orang yang berbeda dari orang tuanya dan belum dikenalnya, oleh karena itu  sebagian anak mendapatkan situasi dan orang-orang  baru merupakan hal tidak mudah. Hal ini menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Karena itu, hal yang normal bila sesekali anak berusia 4-5 tahun tak mau pergi kesekolah.mereka memiliki perasaan mendua, di satu pihak merasa senang karena banyak teman, tetapi dilain pihak tak mau jauh dari orang tua. Karena itu mungkin bukan “saya tak mau sekolah”, tetapi “saya mau sama ibu”.
            Bayangkan anak masuk ke sebuah ruangan yang penuh dengan orang asing, dan tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya atau sudah tetapi sebentar. Tentu saja akan berbeda dengan situasi dimana anak sudah mengenal orang-orang didalamnya dan tempat yang selama ini sudah dikenalnya seperti dirumah.
            Kecemasan berpisah merupakan hal yang normal terjadi pada masa kanak-kanak. Tidak hanya sesuai dengan perkembangan, tetapi hal itu juga menunjukkan bahwa anak AUD mempunyai ikatan kuat dengan orang tua mereka.
            Sekolah juga harus berhati-hati, jangan terjadi kesan yang diterima anak di sekolah “sekolah adalah tempat yang membuatmu tidak bahagia dan kau tidak bias mengatasi kesedihanmu”.
            Adakalanya, ketika anak masuk kesekolah sangat bergairah sesudah satu bulan sekolah anak mulai mogok tidak mau pergi kesekolah lagi. Pada keadaan seperti ini guru seharusnya lebih mengenali sebab-sebab anak tidak mau pergi kesekolah lagi. Guru dapat bertanya pada teman-temannya, orang tuanya,atau keluarga terdekat.

B. MENGENALI GEJALA ANAK MENOLAK UNTUK PERGI SEKOLAH
Gejala anak menolak untuk pergi sekolah antara lain :
1.      Wajah berkerut
2.      Merengek atau menangis ketika berangkat sekolah
3.      Tetap memegang baju pengantarnya
4.      Tidak ingin ditinggal oleh pengantar
5.      Tidak ingin masuk kelas
6.      Menangis atau menjerit dikelas
7.      Melamun atau tidak melakukan kegiatan di kelas
Gejala ini dapat muncul setiap saat tiba untuk pergi kesekolah, ada saja yang muncul sesekali saja. Apakah munculnya setiap saat atau sesekali keduanya memerlukan perhatian dari seorang guru PAUD. Jika gejala-gejala sudah ada,guru segera mempelajari perilaku anak, dan  lebih mendekatkan dirinya kepada anak. Apalagi jika gejala itu muncul setelah beberapa bulan anak belajar, seharusnya guru PAUD mulai bertanya dalam dirinya apakah yang terjadi pada anak saya..? pertanyaan ini mengiring upaya yang perlu dilakukan oleh guru.
Guru PAUD harus sadar, bahwa hubungan guru dan anak juga turut menentukan apakah anak senag atau sebaliknya tidak senang untuk dating kesekolah. Semua komponen yang ada disekolah dapat mendukung anak untuk tetap pergi kesekolah sebaliknya keadaan lingkungan sekolah yang kuranh nyaman tidak emnarik membuat anak mogok sekolah.
Hubungan anak dengan anak juga menjadi bagian penting bagi anak untuk menentukan apakah dia datang kesekolah atau tidak keesokan harinya. Jika anak merasa tidak aman karena teman banyak yang mengejek, ada yang emukul atau mengancam, guru kurang ememberi perhatian terhadap kondisi hubungan antara anak. Akibatnya hari demi  hari kemauannnya untuk pergi kesekolah anak menurun, dan akhirnya mogok sekolah.
Anak mogok sekolah tentu ada sesuat hambatan yang tidak dapat dijelaskan dan takut menjelasknannya kepada guru atau orang tua, sebab masalah anak pada umumnya tidak tunggal, ada beberapa penyebab sebab yang satu dengan yang lain saling berhubungan sehingga perilakunya berubah. Misalnya anak berbicaranyya kurang jelas, sering mendapatkan ejekan dari teman-teman, untuk anak tertentu ejekan itu tidak menggangu aktifitasnya,tetapi bagi anak ini ejekan membuat ia marah menjerit dan memukuli temannya. Jika cara ini sering dilakukan anak tersebut teman-teman tidak akan mau berteman kemungkinan ada yang mengatakan “ hey….jangan temani, dia cengenggg………. nanti dia nangis……” anak yang seperti ini sudah tidak lagi satu sebab tetapi dua penyebab yang saling berhubungan.
Pada umumnya guru baru mengetahui bahwa ada masalah diantara anak-anak setelah terjadi anak tidak mau pergi sekolah. Sebaiknya tidak demikian, guru tanggap dengan masalah yang dihadapi anak disekolah sehari-hari. Dengan demikian mogok sekolah pada anak PAUD tidak terjadi.
Bagaimana cara guru mengenali masalah anak sehari-hari disekolah..??
1.      Setiap saat memperhatikan aktivitas, perilaku, dan sikap anak baik di kelas maupun diluar kelas dari setiap anak.

a.     Bagaimana pertemanan diantara anak-anak ..??
b.     Apakah ada anak yang bermain dengan wajah yang marah dan menggunakan bahasa kotor..??
c.     Apakah ada anak menyendiri ..??
d.     Apakah diantara anak-anak ada perselisihan..?
e.     Apakah ada anak yang perkembangan motoriknya kaku..??
f.        Apakah ada yang senang manyakiti temannya..??
g.     Apakah anak yang manis menjadi si pemarah..??
h.     Bagaimana interaksi anak dengan anak lain..??
i.         Bagaimana anak mengikuti perintah yang diberikan guru..??
j.         Apakah diantara anak-anak ada yang senang mengganggu anak lain..??

2.      Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak-anak. Apakah secara individual atau kelompok, cermatiapa yang disampaikan anak-anak dan beri respon segera. Kemungkinan ada anak yang tidak mau berbicara, perhatikan apa yang terjadi di sekitar anak tersebut. Jika ada gejala-gejala anak merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan anak, guru segera bertanya kepada teman-teman dekatnya. Jangan dibiarkan masalah anak-anak sampai berlarut-larut
3.      Jika orang tua hadir, luangkan waktu untuk menanyakan perkembangan anak dirumah dan disekolah menurutorang tua. Kemungkinan saja anak menyampaikan rasa frustasinya merabut permainan, dalam pertemanan dan sebagainya pada orang tua. Informasi yang diperoleh dari orang tua ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengelola kegiatan yang lebih tepat untuk semua anak dan mencegah terjadinya anak mogok sekolah.

C. CONTOH-CONTOH KASUS
Berikut ini contoh anak yang selalu menolak untuk pergi sekolah yaitu :
Irfan anak dari satu keluaraga yang lahir pertama dari tiga bersaudara akhir-akhir ini selalu merengek-rengek untuk pergi sekolah. Bangun pagi bermalas-malasan, dan mengatakan pada ibunya “tidak pergi kesekolah”. Ibu perlahan-lahan membujuk anak untuk tetap pergi kesekolah dengan janji akan membawakan makanan kesenangannya yaitu coklat. Irfan pun berangkat sekolah. Apa yang terjadi..?? begitu sampai dihalaman sekolah Irfan menrengek dan mngetakan untuk tidak sekolah, dan akhirnya menanggis.

D. SEBAB-SEBAB  ANAK MENOLAK PERGI SEKOLAH
            Reaksi anak untuk tidak mau berangkat kesekolah umumnya disebabkan oleh banyak factor yang berkombinasi. Beberapa factor tersebut .
            Anak yang merasa tidak aman kadang kala tidak segera diketahui oleh orang tua misalnya anak dipukul, diganggu atau diancam oleh teman sekelas. Anak hanya mengetakan pada ibunya “aku tidak mau sekolah”. Seorang ibu yang bijaksana dengan sikap sabar mengejak anaknya untuk menceritakan apa yang terjadi  di sekolah, buat ibu yang lain menampilkan ketidak setujuannya, dan kemudian memaksakannya untuk segera berangkat, jika ini dilakukan terjadilah keributan antara orang tua dan anak.
            Anak tidak mau poergi kesekolah karena barusaja menikmati libur sekolah atau baru sembuh dari sakit. Ritual yang dirasakan anak selamalibu menyenangkan dan sulit untuk berpisah dengan suasana tersebut. Begitu juga anak yang baru sembuh dari sakitnya, kebahagiaan dan melekatkan hubungan selama anak sakit belum dapat ditinggalkan, sekolah berarrti meninggalkan suasana tersebut. Bagi anak yang sulit menerima perubahan tentu saja memerlukan cara, metode, waktu yang tidak sama dengan anak yang cepat menyesuaikan diri dengan perubahan.
            Anak PAUD mogok sekolah karena pengantar anak kesekolah berganti-ganti. Anak pergi sekolah dengan rasa aman, jika salah satu orang tua atau pengasuh yang sudah lama dikenal mengentarnya kesekolah.
            Orang yang menemani anak kesekolah sebaiknya menjadi sandaran anak selama dia disekolah. Saat anak merasa tertekan disekolah ada yang memberinya dorongan dan manpu menghiburnya sehingga selama disekolah anak merasa tenang dan menyenangkan.
            Bagi orang tua, hindarkan pengentar anak untuk pergi kesekolah yang berganti-ganti, misalnya hari senin si A,hari selasa si C, hari rabu si Z. keadaan yang demikian membuat ketidak amanan ketika anak di tinggal di sekolah. Anak takut si pengantar tidak menjemputnya kembali kesekolah. Masa-masa transisi ini membuat anak tidak aman, namun tidak semua anak dapat menyampaikan a[pa yang dirasakannya dalam bentuk bahasa.

E. CARA PENANGANAN SEMANTARA GURU TK SELAMA PEMBELAJARAN
            Pencegahan lebih baik dari pada penanganan anak yang mogok sekolah. Jika anak mengatakan  “saya tak mau sekolah”. Hal ini pertanda ada masalah yang dirasakan anak yang tidak mungkin dapat menyatakan dengan bahasa yang sempurna. Oleh karena itu guru PAUD harus menjadi detektif untuk menyelidikinya.
            Tahap pertama yang perlu dilakukan oleh guru PAUD menanyakan prihal anak tersebut pada teman dekatnya. Beberapa pertanyaan yang diajukan antara lain :
1.      Apakah ada yang mengggangu anak dikelas atau dilapangan bermain..??
2.      Apakah teman-teman ada mngucilkan anak..??
3.      Apakah ada ejekan dari teman..??
4.      Apakah ada rebutan mainan..??
5.      Apakah takut dengan ibu guru..??
6.      Apakah ada orang lain yang menakutkan di sekolah..??
Pada hakekatnya yang perlu diketahui bagaimana keadaan anak pada saaat minggu terakhir disekolah. barang kali temannya dapat menjelaskan apa yang terjadi pada anak. Selanjutnya menanyakan kepada orang tuanya melalui surat atau telefon.
Jika guru PAUD menghubungi orang tua, dan anak akan diperoleh informasi yang lebih tepat tentang hal yang membuat anak mogok di sekolah. Kerja sama yang baik antara guru dan orang tua sangat diperkukan untuk mendorong anak masuk kembali kesekolah. Jika perlu guru dapat berkunjung kerumah untuk mengajak anak kembali kesekolah, katakana pada anak bahwa “kawan-kawan sekolah telah rindu”, sebutkan nama-nama teman dekatnya  seperti “Ani, Siti, Fitri mereka semua menunggu kehadiranmu dalam bermain petak umpet besok hari”, jika bermain petak umpet merupakan kesenangannya.      
Cara penangan kasus anak mogok sekolah yang dapat dilakukan guru PAUD.
1.      Menyususn program bersama untuk belajar diluar ruangan,
2.      Gabungkan anak dengan anak lain yang disenanginya
3.      Yakinkan pada anak bahwa ibunya ada dikantor menunggunya
4.      Yakinkan pada anak bahwa ibunya segera kembali menjemputnya setelah belajar selesai
5.      Ajar anak memperhitungkan kepentingan orang lain.
Menghadapi anak-anak yang sedang “mogok sekolah” dengan cara marah-marah tidak di harapkan
1.    Menyusun program bersama untuk belajar diluar ruangan
Balajar diluar kelas lebih menyenagkan bagia anak yang mengalami kecemasan berpisah dengan orang tuanya sebab setiap saata anak melihat ibunya ada disekolah. Cara ini dilakukan pada tahap awal untuk menumbuhkan rasa aman pada anak berada di lingkungan yang menurut anak asing.
      Selama kegiatan anak mendpat kesempatan untuk bergabung ddngan anak yang lain, dan ini merupakan tujuan yang ingin dicapai guru melaluyi kegiatan kelompok.

2.    Gabungkan anak dengan anak lain yang disenanginya
Jika cara yang pertama sudah dilakukan lanjutkan dengancara yang kedua gabungkan anak dengan anak lain yang disenanginya. Tetapi tidakberarti cara kedua dapat dilakukan setelah cara yang pertama. Kemungkinan saja keadaan sekolah tidak mengizinkan untuk melakukan cara yang pertama, guru dapat langsung menggabungkan anak dengan anak yang lain yang disenanginya.
      Kehadiran anak dihari pertama harus disambut oleh guru dengan hati gembira dengan hati yang tulus katakana pada anak “ibuu sudah merindukan kehadiran Ani disekolah..” selanjutkan pada anak “Begitu juga teman-teman di kelas semua merindukan Ani”.
      Guru dapat melanjutkan untuk mengobrol bersama anak-anak. Saat ini guru sebaiknya menyampaikan kegiatan-kegiatan yang menyenagkan yang akan dilakukan pada hari-hari mendatang. Katakana pada anak “semuanya teman-teman menyenanginya jika Ani ada di dalam kegiatan tersebut”.
      Dikelas guru member kesempatan anak memilih dimana ia kaan duduk dan aktifitas yang akan dilakukan. Gabungkan anak yang disenanginya tetapbersamanaya untuk sementara waktu anak tersebut anak dapat bergabung dengan anak lain.

3.    Yakin pada anak bahwa ibunya ada diruangan tunggu
Guru TK menyakinkan pada anak bahwa ibu atau kakaknya ada diruang tunggu, tentu saja ibunya memang ada dikantor menunggunya. Cara ini dilakukan terutama bagi anak yang baru masuk kesekolah kembali atau anak yang membutuhkan ibunya.

4.    Yakinkan pada anak bahwa ibunya segera kembali menjemputnya setelah belajar selesai
Setelah belajar selesai ibu kan menjemput dan caranya melalui nyanyian yang ia senangi..

5.    Ajarkan anak untuk memperhitungkan kepentingan orang lain
Hal ini penting dilakukan kepada anak untuk melatih kesabaran anak ketika orang tuanya terlambat menjemputnya kesekolah. Guru PAUD harus bisa mamberikan pengertian kepada anak jika orang tuanya terlambat menjembut dengan mengatakan “ibu sedang di perjalanan.. sabar yaa nak orang sabar itu di sayang allah” dengan wajah guru yang senang dan hati yang ikhlas..  



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
jika di lembaga PAUD anda menjumpai anak yang menolak pergi kesekolah maka saya mempunyai cara untuk menanganinya sesuai dengan pengalaman saya dalam menghadapi anak yang menolak pergi kesekolah yaitu :
*      Memberikan dukungan pada anak.
*      Jika keluhan berkaitan dengan kesehatan, cobalah periksakan anak ke dokter untuk memastikan kondisi fisik anak. Hal ini penting, mengingat kondisi fisik yang kurang fit bisa membuat anak merasa kurang nyaman untuk memulai hari barunya di sekolah.
*      Berikan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Setiap anak membutuhkan masa adaptasi yang berbeda saat memasuki suatu lingkungan tertentu. Ada baiknya jika anak diberi kesempatan anak beberapa saat untuk mengamati lingkungan dan mengatasi ketakutannya.
*      Jelaskan pada anak mengenai situasi yang terjadi dan diskusikan bersama. Cobalah untuk menemukan ketakutan yang mendasar dari anak dan ajak anak untuk melihat apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
*      Berikan harapan yang realistis pada anak.
*      Menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan orang tua anak
*      Jika persoalan ini berlangsung berlarut-larut dan tidak membuahkan perubahan pada anak maka kami sarankan untuk konsultasi ke psikolog, karena bisa saja anak didik anda mengalami fobia sekolah.
Demikianlah penjabaran makalah kami tentang “Menolak Pergi ke Sekolah”. Memang makalah kami ini jauh sekali dari kesempurnaan, tapi perlu kita ketahui bahwa kesempurnaan itu hanyalah milik yang maha kuasa semata. Maka dari itu saya atas nama Dian Mirza,mengucapkan terima kasih




DAFTAR PUSTAKA
*      www.e-psikologi.com/artikel/pendidikan/fobia-sekolah
*      www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/psikologi/fobia.sekolah/001/.../1
*      www.sekolahorangtua.com/2009/02/23/aduh-anakku-mogok-sekolah/








Tidak ada komentar:

Posting Komentar